Minggu, 03 April 2011

BAB V DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI FORMAL




Alasan pokok orang-orang membentuk atau bergabung dengan suatu organisasi  adalah untuk mencapai tujuan-tujuan secara bersama dimana mereka tidak dapat mencapainya sendiri, atau lebih efektif  bila dicapai bersama. Organisasi formal dapat diibaratkan sebagai sebuah “kendaraan” untuk mencapai tempat tujuan secara bersama. Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.

DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL
            Struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran supaya tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya. Tujuan organisasi ini akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan tugas tersebut.
            Struktur organisasi formal mempunyai dua muka; pertama, model struktur, dimana kita dapat menggunakan prinsip-prinsip teori organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar struktur yang akan menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus dilakukan dam tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.
Strategi dan Struktur
            Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional pertama kali dijelaskan oleh Chandler dalam studinya pada beberapa perusahaan besar di Amerika. Dia menyimpulkan perubahan-perubahan strategi mengakibatkan perubahan-perubahan desain organisasional. Dia menyatakan bahwa “struktur mengikuti strategi”.
            Dalam pemilihan suatu strategi – dan struktur untuk menginplementasikannya – para manajer harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi. Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif terhadap lingkungannya: proses perumusan strategi harus memperhatikan lingkungan di mana organisasi beroperasi pada saat sekarang dan beroperasi di waktu yang akan dating. Dalam pandangan kedua, organisasi adalah proaktif karena proses perumusan strategi mencakup pemilihan lingkungan dimana organisasi akan beroperasi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
            Strategi ini pada gilirinna akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelesan sebagai berikut :
1.      Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi. Sebagai contoh, kegiatan-kegiatan dengan kreativitas dan kebutuhan teknis sangat tinggi mungkin memerlukan desain organisasi tipe matriks.
2.      Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut – dan hal ini selanjutnya mempengaruhi struktur yang sesuai.
3.      Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan beroperasi; ini juga mempengaruhi struktur.
Lingkungan Eksternal dan Struktur
            Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasional secara terperinci kita perlu membedakan tipe-tipe lingkunga sebagai berikut :
1.      Lingkungan stabil, yaitu lingkunga dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak di perkirakan atau tiba-tiba. Karena dalam kenyataannya kemajuan teknologi terjadi secara “dahsyat”, lingkungan ini jarang ditemui.
2.      Lingkunga berubah (changing environment), yaitu lingkungan dimana inovasi mungkin tejadi dalam setiap atau semua bidang yang telah disebut di atas – produk, pasar, hokum, atau teknologi.
3.      Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga kepasaran, hokum sering diganti, kemajuan tekonologi berubah secarah drastic desain produk dan metoda-metoda produksi. Organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
         System mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi.
         Dalam system organic, individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu kelompok dari pada bekerja sendiri.
         Penemuan Burns dan Stalker ini didukung dan diperluas oleh Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorsch. Istilah perbedaan (differentiation) berarti derajat variasi system nilai organisasional para manajer department fungsional yang berbeda. Intergrasi berkaitan dengan derjat kerjasama para anggota berbagai departement dalam suatu kesatuan yang terpadu.
         Lawrence dan Lorsch menyimpulkan bahwa perusahan-perusahan yang beroperasi dalam suatu lingkungan tidak stabil adalah paling tinggi “dibedakan”, sedangkan yang beroperasi dalam lingkungan stabil paling sedikit “dibedakan”.
Teknologi dan Struktur
         Menurut Woodward, atas dasar hasil studinya, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Semakin kompleks teknologi semakin manajer dan tingkatan manajemen.
2. Rentang manajemen para manejer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi masssa ke proses.
3. Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administrative, dan klerikal.
         Arti penemuan ini adalah bahwa untuk setiap tipe teknologi ada aspek-aspek struktur organisasional spesifik yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja yang lebih berhasil

Orang dan Sruktur
         Manajer dan sruktur. Sperti telah disebutkan di muka, nilai-nilai manajerial merupakan faktor penting dalam penentuan strategi organisasi.
         Prefensi-prefensi ini diterjemahkan menjadi berbagai macam tipe struktur organisasi. Sebagai contoh, seorang manajer dengan anggapan-anggapan teori X akan lebih menyukai struktur organisasi mekanistik, sedangkan manajer dengan anggapan-anggapan teori Y mungkin menyukai system yang lebih organic.
         Karyawan dan struktur. Faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan parah karyawan, dan ketersediaan sebagai alternative di luar organisasi merupakan penentu-penentu penting struktur organisasi.
Proses Desain organisasi
         Dalam teori, proses desain organisasi dapat mulai dari bawah ke atas (bottom up) atau dari atas atas ke bawah (top down). Dengan prosedur atas ke bawah, tujuan-tujuan organisaional umum diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan khusus – sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang diinginkan. Tujuan-tujuan ini kemudian menjadi dasar dengan mana serangkaian departement dapat diorganisasi.
         Dengan pendekatan bawah ke atas, proses-proses dasar organisasi akan di tetapkan telebih dulu, di mana hal ini berarti merumuskan dan menentukan secara simultan teknologi inti yang digunakan. Tujuan-tujuan umum harus di tetapkan bahkan sebelum proses dasar ditentukan dan teknologi inti dipilih. Usaha-usaha perancangan kembali biasanya hanya menyangkut beberapa bagian struktur, seperti suatu departemen dipindahkan dari wakil direktur satu ke lain, kelompok-kelompok diatur kembali, prosedur-prosedur pelaporan dimodifikasi, dan sebagainya.
Pendekatan Kontigensi dalam Desain Organisasi
         Banyak teoritisi manajemen dan manajer praktek yang menyatakan keraguannya tentang suatu cara desain yang ideal untuk merancang organisasi. Struktur yang paling cocok bagi organisasi sangat tergantung pada keadaan-keadaan tertentu organisasi pada waktu tertentu. Jadi, menurut pendekatan kontingensi (contingency approach), tugas manajer dalam desain organisasi adalah menetapkan suatu “kesesuaian” efektif antara struktur organisasi dan variable-variabel tersebut.
MODEL-MODEL STRUKTUR ORGANISASI
         Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan diantara fungs-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya.
         Pengembangan istilah di-“harus”-kan dan di-“anggap”-nya digunakan untuk menggarisbawahi kenyataan bahwa setiap orang dalam organisasi, bahkan pada tingkat rendah, tidak berperilaku seperti sesuai ketentuan yang berlaku pada posisinya.
Semuanya ini sebenarnya hanya jalan lain untuk mengatakan bahwa organisasi dalam kenyataannya tidak berjalan persis seperti yang dirancang sebelumnya – yang tentu saja baik “diatas kertas”. Tetapi, organisasi tdak hanya mempunyai kemungkinan bekerja lebih buruk daripada rancangannya diatas kertas karena interaksi antara orang-orang dan posisi-posisi mereka, organisasi mungkin juga bekerja lebih baik daripada yang seharusnya dilaksanakan menurut struktur yang ada, karena orang-orang tidak menerima peranan, hubungan-hubungan dan tanggung-jawab mereka sebagai sesuatu yang “abadi”.
         Disamping itu struktur dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi teknologi dan lingkungan dapat berjalan baik di atas kertas, bila tidaj dalam praktek, mungkin karena orang-orang menciptakan suatu pekerjaan-pekerjaan sendiri yang tidak sejalan dengan rancangan struktur yang ada.
         Berikut ini akan dibahas tiga model struktur organisasi yang dikenal : model tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumber daya alam.
Model Tradisional
         Bentuk umum model struktur tradisional secara esensial adalah pyramid. Masing-masing tingakatan hirarkis menggambarkan segmen struktur (satuan kerja, departemen, divisi, bagian dan sebagainya) dan hubungan-hubungan pekerjaan atasan – bawahan.
         Bentuk umum strtuktur organisasi tradisional ini akan berbeda untuk jenis operasai perusahaan yang berbeda pula, struktur tradisional yang padat-karya atau labor-intensive (missal, kantor pos atau lini perakitan) akan berbentuk pyramid, karena banyaknya posisi-posisi operatif tingkat bawah.
         Lebih lanjut dalam struktur organisasi tradisional, pemegang setiap posisi hirarki organisasi bertanggung jawab (accountable), secara teoritis ataupun pada kenyataannya, terhadap tindakan-tindakan bawahannya yang beradah di tingkat rendah hirarki organisasi serta posisi-posisi mana saja yang langsung berhubungan dengannya.
         Organisasi tradisional dan lingkungannya. Struktur tradisional dirancang terutama untuk lingkungan uang stabil dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya dapat diperkirakan. Organisasi-organisasi seperti ini efisien atau tidak tergantung paling tidak pada dua faktor : (1) jumlah energy organisasional total yang diperlukan untuk menjaga struktur dalam mengahadapi, tekanan-tekanan internal dan eksternal dan (2) derajat penggunaan kemampuan berbagi sumber daya oleh struktur yang mencakup kemampuan semua anggotanya.
Model Hubungan Manusiawi
         Anggapan tentang kemampuan manusia tidaklah jauh berbeda jauh dari model tradisional, karena itu dalam model manusiawi juga diterima konsep spesialisasi, rutinisasi, dan pemisahan perencanaan dari pelaksanaan sebagai karakteristik utama organisasi yang efektif.
         Hal ini mengungang perhatian manajemen akan adanya “struktur informal” yang ada di seluruh elemen-elemen organisasi. Selanjutnya ha tersebut akan menyadarkan manajemen bahwa walaupun dari segi konstribusi phisik terlihat teratut dan sesuai dengan system, mereka tidak akan dapat mengatur emosi-emosi para anggotanya – kebutuhan-kebutuhan social manusiawi mereka mendesak system tersebut secara konstan.
         Pertama, dan yang paling penting, model hubungan manusiawi “mempersilahkan” para manajer untuk mempergunakan kemampuan kepemimpinannya untuk mengurangi friksi-friksi di antara orang-orang dan jabatan-jabatan mereka dalam organisasi, serta mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antar para anggota organisasi yang bertanggung jawab kepadanya.
         Kedua, pendekatan hubungan manusiawi menyarankan manajer memanfaatkan organisasi informal dalam departemennya – yang menunjukkan bahwa ia memberikan tanggapan kooperatif dan bukannya malah menentang. Kegiatan ini akan mengurangi keluhan-keluhan dan menyebabkan para anggota dalam banyak hal lebih toleran terhadap tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan dalam system.
         Ketiga, pendekatan hubungan manusiawi ditunjukkan dengan sejumlah teknik atau program yang biasanya di bawah yurisdiksi atau kewenangan departemen personalia, yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan seluruh anggota organisasi.
         Organisasi hubungan manusiawi dan lingkungannya. Teori-teori hubungan manusiawi tidak menolak secarah mendasar untuk seperti “mesin” pada struktur tradisional. Beberapa hal banyak yang masih diterapkan walaupun kita bisah membayangkan bahwa “baja dingin” pada model tradisional dipanaskan dengan berbagai tingkat persahabatan dan perhatian oleh manajer. Dalam kenyataannya, pada waktu krisis, para manajer yang beroperasi dengan model yang manusiawi cenderung merasa bahwa mereka seharusnya “menelanjangi” struktur yang ada kembali menjadi kerangka “tulang” birokrasi – mengalahkan bentuk partisifatif dan kembali ke bentuk struktur yang kaku.
         Secara ringkas, inti konsep hubungan manusiawi tidak berurusan langsung dengan struktur organisasi. Struktur diterima sebagai suatu pemberian yang sudah tertentu – suatu lingkungan dimana di dalamnya nampak sikap dan perilaku antar pribadi.
Model Sumber Daya Manusia
         Implikasi model sumber daya manusia pada struktur organisasi, walaupun abstrak, adalah jelas. Model ini berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri lebih kreatif daripada pekerjaan mereka sekarang, dan bahwa tugas manejer adalah menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat meningkatkan sumbangan kapasitasnya pada organisasi.
         Hal ini mengharuskan anggota-anggota organisasi mempunyai (1) suatu tujuan tingkat operasional yang telah disetujui bersama, (2) jalur untuk memperoleh sumber informasi vertical dan horizontal yang relevan, dan (3) kemampuan untuk memberikan tanggapan terhadap informasi dan keputusan dan perilaku yang mengarahkan pencapaian tujuan dengan efisien.
         Meskipun demikian perubahan hubungan perseorangan diantara atasan dan bawahan tersebut hanyalah salah satu aspek perubahan luas yang dikehendaki model ini.
         Hubungan peranan atasan dan bawahan tersebut telah di gambarkan oleh Likert, diamana dia menggambarkan suatu organisasi yang efektif sebagai suatu yang terbentuk dari kelompok yang saling mengkait, dengan melalui bermacam-macam posisi “pengkait-hubungan” (link-pin). Peranan link-pin ini tidak di dapat diterapkan dengan prinsip dan praktek organisasi tradisional. Peranan seperti ini hanya dapat berkembang dalam lingkungan dimana system pengawasan, prosedur penilaian.
         Bentuk struktur organisasi tingkat tinggi yang di kembangkan terakhir atas dasar model sumber daya manusia adalah struktur organisasi bentuk kolega (college form). Struktur ini memberikan kesempatan bagi setiap anggota untuk mengarahkan dan memutuskan kegiatan-kegiatannya sendiri, tanggung jawabnya hanya pada berhasilnya tujuan yang di capai.

DIMENSI-DIMENSI DASAR STRUKTUR ORGANISASI
Pembagian Kerja
         Seperti dikemukakan di muka, desain organisasi secara esensial menyangkut penyusunan suatu organisasi (perusahaan) untuk mencapai efektifitas optimum. Oleh karena itu, para anggota organisasi dihadapkan pada dua perhatian pokok : (1) pembagian kerja yang di laksanakan dan (2) penentuan basis yang tepat untuk pengelompokan kegiatan-kegiatan agar menghasilkan satuan-satuan kerja yang efisien dan menguntungkan bagi organisasi secara keseluruhan.
         Secara singkat dapat dinyatakan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingat prestasi organisasi melalui minimasi ketergantungan pada individu-individu tertentu atau keterampilan khusus, dan gerakan-gerakan atau perpindahan yang percuma komponen-komponen pekerjaan besar.

Berbagai Fungsi yang Melekat pada Struktur Organisasi
         Pengembangan struktur organisasi formal bersangkutan juga dengan penyusunan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur. Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi structural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut :
         Wewenang, arti wewenang (authority) adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan manajerial.
         Kekuasaan, kekuasaan (power) sering dicampur adukkan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hal tersebut.
         Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Oleh sebab itu manajer di setiap tingkat harus memberikan wewenang yang setimbang dengan kekuasaan kepada bawahannya.
         Tanggung jawab. Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi, tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungis organisasi. Jadi, tanggung jawab adalah kewajiban seorang bawahan, yang diberi tugas oleh atasannya, untuk melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tersebut.
         Akuntabilitas. Tidak seperti tanggung jawab, akuntabilitas (accountability) adalah faktor di luar individu dan perasaan pribadinya. Bila seorang manajer menghendaki pertanggungjawab untuk suatu kegiatan yang di lakukan bawahan dapat dikatakan akuntabilitas terjadi.
         Komunikasi dalam organisasi. Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir secara khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi formal ini.
         Hubungan lini dan staf. Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut hubungan lini dan staf. Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan deskripsi wewenang dalam oraganisasi. Tetapi penyelia yang membuat keputusan akhir bagaimana menenangkan keluhan-keluhan itu, tentu saja dengan persetujuan wewenang linin yang lebih tinggi.
         Rentang kendali. Yang dimaksud dengan rentang kendali atau pengawasan (span of control) adalah beberapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seoran gmanejer atau atasan. Rentang kendali yang luas menunjukkan pengendalian yang meliputi jumlah orang yang relatif besar, dan rentang kendali yang sempit menunjukkan terbatasnya pengendalian pada sedikit orang.
         Pendapat tentang rentang kendali yang paling justru berdasar dari teori bukan praktek. V.A. Graicunas, seorang konsultan dan ahli matematika Perancis., menemukan rumusan rentang kendali berikut ini.


Text Box: R = n(2n-1 + n-1)
 



         Dimana R adalah jumlah hubungan dan n adalah juumlah bawahan maka tentunya ada enam hubungan; bila ada lima bawahan maka ada seratus hubungan; bila ada sepuluh bawahan maka aka nada lima ribu dua ratus sepuluh (5210) hubungan dan semua menuntut perhatian pengendalian.
         Strkutur flat dan tall. Dalam analisis organisasi, istilah flat (datar) dan tall (tinggi) digunakan untuk menggambarkan pola penyeluruh rentang kendali dan tingkatan manajemen.
         Sentralisasi dan desentralisasi. Bila wewenang didegelesasikan atau di limpahkan meluas dalam suatu organisasi, desentralisasi wewenang terjadi. Sebaliknya dalam organisasi dimana wewenang di pegang atau di pusatkan pada seseorang atau beberapa orang, kondisi sentralisasi wewenang tampak.
         Rantai wewenang scalar. Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokkan atas dasar fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan diantaranya, maka kegiatan-kegiatan tersebut harus diintergrasikan.
         Kesatuan perintah. Satu aspek dasar struktur organisasi lainnya (implicit dalam rantai scalar) adalah “satu orang, satu lasan”. Ini berarti bahwa seorang bawahan hendaknya hanya  memudahkan koordinasi.
Departementasi
         Departementasi atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi. Departementasi mencerminkan organisasi horizontal pada  setiap tingkatan hirarki, dan berhubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik. Departementasi yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Waktu dapat dibagi menjadi shift pertama, shift kedua dan shift ketiga
2. Pelayanan (service) yang mungkin mencerminkan kelas pertama, kelas kedua, dan kelas turis dalam suatu kapal pesiar.
3. Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industry, pedagang eceran, pemerintah militer, dan konsumen akhir.
4. Peralatan dapat dipernici, missal dalam kelompok prduksi, menjadi departemen pemotongan, perakitan dan pembungkusan.
5. Urutan angka (alpha – numerical) dapat digunakan dalam pelayanan telephone dimana nomor-nomor 0000 – 5000 ditempatkan dalam satu departemen dan nomor-nomor 5001 – 9999 dalam departemen lain.
         Departementasi fungsional. Pendekatan fungsional untuk pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi ini mungkin merupakan tipe departementasi yang paling umum dan luas digunakan dalam merancanang struktur organisasi.
         Kebaikan utama departementasi fungsional adalah berkaitan dengan aspek-aspek positif spesialisasi. Secara teoritis, fungsionalisme akan meningkatkan efesiensi dan memungkinkan pemanfaatan karyawan dan peralatan paling ekonomis.
         Departementasi produk. Dengan berkembangya organisasi formal departementasi fungsional menjadi semakin sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat membentuk divisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing merancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya.
         Departemnsai wilayah. Bila organisasi beroperasi di wilayah-wilayah yang terbesar, maka departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Kegiatan pemasaran yang beroperasi di banyak daerah dalam suatu Negara sering dibagi menjadi, kelompok-kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (area manajer) untuk setiap lokasi.
         Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan-kebaikannya antara lain : (1) pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan kemungkinan kualitas lebih baik; (2) koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan kegiatan; (3) beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian wewenang; dan (4) pertanggung jawaban lebih jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah : (1)kepentingan seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi; (2) meningktanya biaya operasional organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staf, duplikasi sumber daya dan peralatan; dan (3) mempersulit alokasi sumber daya dan konsistensi kebijaksanaan.
DESAIN STRUKTURAL MODERN

Rabu, 02 Maret 2011

ARTI SARJANA MEMBUMI


            Sarjana  membumi adalah sarjana yang bisa melakukan hal-hal yang
bersifat  positif bagi dirinya & orang lain, dan selalu
memperhitungkan segala  sesuatu yang dilakukannya.
Atau dapat diartikan  sebagai seorang sarjana yang sudah selesai menyelesaikan kuliahnya dan lulus dengan 
hasil yang memuaskan dan  terjun langsung kedalam dunia masyarakat .

makna "sukses"

Sering sekali kita mendengar  kata sukses atau sebuah kesuksesan, kadang-kadang hal ini sudah membuat anda takut. Karena sepertinya
makna  dari kesuksesan dan sukses tadi sangat amat mendalam sehingga
banyak  orang takut bergerak ke jalan kesuksesan tadi. Sukses, bagi
kebanyakan  orang hanyalah impian saja atau hanya sebuah angan-angan dan hal itu  jauh dari pikiran. Namun nanti dulu, saya berkata begitu bukan berarti  tidak ada  orang yang sukses. Sebagian orang memang ada yang
hidupnya  terus mendapatkan kesuksesan.
Kalau
Saya sendiri, sering bertanya kepada hati saya  sendiri, “kapankah saya
bisa sukses seperti si X?”. Saking pengennya  saya ini sukses
kadang-kadang muncul juga pertanyaan “kenapa ya saya  belum sukses ?
apakah kurang usaha saya selama ini ?. Pertanyaan itulah  yang terkadang ada di benak saya.
Padahal, ternyata dalam
suatu buku yang membahas  tentang sukses, sukses itu bukanlah hal yang
perlu kita takuti, sesuatu  yang sangat besar dan sangat sulit untuk
diraih. Kesuksesan itu ada di  depan mata kita setiap detiknya. Hanya
saja, kita sering disibukkan oleh  berbagai hal yang terjadi di sekitar
diri kita yang justru hal tadi  menjauhkan kita dari “kesuksesan” tadi. Berbagai hal  disekitar kita yang seringkali menghalangi kita
untuk sukses adalah  urusan-urusan yang seharusnya tidak begitu penting
kita jadikan  menjadikannya sebagai urusan penting.  Hal itulah yang
seringkali  membuat kesuksesan kita yang di depan mata menjadi melayang
entah  kemana.
Kesuksesan menurut saya bukan hanya punya rumah  sepuluh buah, tiap bulan
mendapatkan 10 cek dengan nilai 4 sampai dengan  5 digit atau punya 10
mobil dalam garasi rumah kita. Kesuksesan sendiri  jika menurut saya
adalah saat kita dapat menemukan sebuah kedamaian dan kebahagian  dan saat kita melakukan hal-hal yang kita cintai. Banyak orang menganggap si X sukses dikarenakan memiliki 10 rumah, 10  perusahaan dan 10 mobil tapi dibalik semua kekayaannya itu belum tentu  terdapat kesuksesan didalamnya. Orang sukses tidak selalu orang kaya
dan  banyak uang. Karena banyak juga kita temui bagaimana orang yang 
punya 10 perusahaan dan 10 rumah serta 10 mobil, tidak pernah 
mendapatkan sebuah kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupnya. Nah 
sekarang apakah anda masih takut untuk mengejar kesuksesan ? Kesuksesan  sebenarnya terletak saat hati kita bahagia karena sesuatu hal.
Yuk kita kejar kebahagiaan hati kita masing-masing  !!! entah itu dapat
earning banyak, entah itu dalam bentuk anda menulis  uneg-uneg anda di
blog anda yang penting adalah saat ini Happy dulu.  Didalam kebahagiaan
tersimpan sejuta kesuksesan. Namun jika anda merasa  tersiksa dengan apa yang anda lakukan, disana sulit sekali menggali  kesuksesan.

kiat belajar di perguruan tinggi

Cara  belajar
diperguruan tinggi jelas sangat berbeda dengan cara belajar di  sekolah
menengah umum. Sistem belajarnya pun sangat berbeda dengan  sistem
belajar yang harus digunakan di sekolah menengah umum. Belajar di 
perguruan tinggi memerlukan kemandirian dan disiplin pribadi. Setiap 
peserta kuliah dituntut aktif berpartisipasi tidak hanya datang untuk 
mencatat bahan kuliah, tetapi juga untuk berlatih dan berdiskusi dalam 
rangka memahami materi yang diajarkan.

Dosen-dosen akan sangat senang bila mahasiswanya aktif menanyakan 
setiap topik yang dibahas di dalam ruang kuliah maupun di luar kuliah. 
Biasanya dosen menyediakan waktu konsultasi di luar jam kuliah.

    1. Mekanisme Mengikuti Kuliah.
Jangan datang terlambat, karena bila Anda terlambat maka akan 
kehilangan momen penting. Bila momen tersebut hilang, maka akan sulit 
untuk menyesuaikan diri pada laju perkuliahan & laju penyampaian 
materi yang membahas materi kuliah pada saat itu. Materi ini biasanya 
disampaikan dengan padat.
Periksalah materi perkuliahan dengan baik sebelum datang ke ruang kuliah.
    2. Sebaiknya  anda
telah mempelajari terlebih dahulu materi sebelumnya dan membaca  materi
yang akan diajarkan. Jika masih belum mengerti, diskusikanlah  materi
tersebut dengan dosen pengajar pada awal kuliah. Akan lebih baik  lagi
bila anda membaca materi yang akan diajarkan sehingga pada saat 
perkuliahan anda telah memiliki gambaran perkuliahan secara umum & 
tidak terlalu asing dengan istilah-istilah baru yang digunakan dalam 
perkuliahan.
Jangan Anda dengan sengaja meninggalkan kuliah.
    3. Perkuliahan 
adalah suatu rangkaian penyampaian materi. Jika anda sekali tidak ikut 
kuliah, maka anda harus belajar sendiri untuk memahami materinya, dan 
jika materi tersebut belum dikuasai, maka akan sukar untuk memahami 
materi berikutnya. Perlu diingat bahwa hampir seluruh mata kuliah 
mensyaratkan agar dapat mengikut ujian, persentase kehadiran harus lebih dari 90 %.
Berpakaianlah secara sopan dan rapi.
    4. Cara  berpakaian seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut.  Berpakaian rapi
meliputi mentaati norma dan sistem nilai yang berlaku di  masyarakat
serta menutupi seluruh aurat dengan baik. Dengan berpakaian  rapi selain tidak mengganggu orang lain juga menunjukkan bahwa kita  memiliki norma dan sistem nilai yang luhur. Diwajibkan bagi para  mahasiswa memakai
sepatu saat menghadap dosen dan menghadiri  perkuliahan.
Keberhasilan 
dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi dalam waktu yang relative  singkat merupakan impian seluruh mahasiswa, keluarga dan orang tua. 
Namun untuk dapat mencapai sukses yang diinginkan itu bukanlah hal yang  mudah, karena cara belajar di perguruan tinggi lebih bersifat mandiri 
dibandingkan cara belajar di tingkat pendidikan sebelumnya (SMU/SMK) 
yang lebih banyak dibimbing secara langsung oleh para guru.

Oleh karena itu jika para mahasiswa tidak dapat menyesuaikan diri dalam  belajar di perguruan tinggi, maka kemungkinan besar mahasiswa yang 
bersangkutan akan gagal mencapai gelar kesarjaan sebagaimana yang di 
cita-citakan, dan kalaupun berhasil mencapai gelar kesarjanaannya pasti  waktu studi yang dipergunakan untuk meraih gelar tersebut berlangsung 
dalam jangka waktu yang lebih lama dari waktu normal yang seharusnya.

Untuk membantu para mahasiswa agar dapat menyelesaikan studinya di 
perguruan tinggi dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, maka 
diperlukan kiat-kiat belajar yang sukses, yakni sebagai berikut.

    1. Waktu Mengikuti Kuliah.
Dalam sistem perkuliahan konvensional, para mahasiswa diwajibkan untuk 
mengikuti kuliah tatap muka minimal 75% dalam satu semester. Agar 
berhasil mendapatkan tambahan pengetahuan dari dosen dalam kegiatan 
perkuliahan tersebut maka sebelum berangkat ke kampus anda harus sudah 
mempersiapkan diri dengan membaca terlebih dahulu buku wajib dari materi kuliah yang akan disampaikan oleh para dosen pada hari itu. Untuk 
mengetahui jenis buku wajib dan materi apa yang akan disampaikan oleh 
dosen, maka anda dapat mengetahuinya dari Satuan Acara Perkuliahan 
(SAP), yang biasanya diberikan oleh dosen di awal perkuliahan pada 
setiap semesternya.

Seandainya anda belum mendapatkan SAP yang  dibuat oleh dosen, anda
dapat menanyakan garis-garis besar materi  perkuliahan tersebut kepada
pada rekan-rekan mahasiswa senior yang  pernah mengikuti mata kuliah
tersebut. Pakar pembelajaran dewasa ini  sependapat bahwa keberhasilan
dan kebermaknaan dalam belajar ditentukan  oleh kesiapan belajar
(readness of learning), demikian pandangan  konstruktivisme dalam
pembelajaran.

Selain sudah membaca  materi perkuliahan, anda juga diharapkan tidak
terlambat dalam mengikuti  perkuliahan, karena jika anda terlambat
selain dapat mengganggu  kosentrasi dosen dan para mahasiswa lain yang
sedang belajar,  kemungkinan anda juga tidak akan dapat membuat
kesimpulan terhadap  materi kuliah yang disampaikan oleh dosen, karena
anda tidak mendapatkan  informasi materi perkuliahan secara utuh atau
lengkap, karena anda  terlambat masuk ke ruang kelas. Sedangkan untuk
minta dosen mengulangi  penyampaian materi perkuliahan dari awal
tidaklah mudah, karena tidak  semua dosen bersedia untuk melakukannya.

Setelah anda masuk ke  kelas tepat waktu, maka posisi tempat duduk juga
harus anda perhatikan,  karena posisi tempat duduk sangat mempengaruhi
anda dalam menyimak  materi kuliah yang disampaikan oleh dosen. Jangan
sampai tempat duduk  anda dapat menghalangi penglihatan kita terhadap
apa yang dituliskan  oleh dosen di papan tulis, atau apa yang
dipancarkan oleh slide OHP  ataupun LCD.

Selain itu posisi tempat duduk kita jangan sampai  mengganggu
pendengaran kita terhadap suara dosen yang sedang  menyampaikan materi
kuliahnya, karena tidak semua dosen bersedia  menggunakan alat pengeras
suara dalam memberikan kuliah di kelas.

Pada waktu mengikuti kuliah di kelas juga harus mencatat berbagai kata 
kunci atau hal-hal penting sebagai intisari dari materi yang yang sedang disampaikan oleh dosen, dan setelah tiba di rumah bentuk catatan yang  masih berupa garis besar itu harus disalin kembali secara rinci dan 
sistematis ke dalam buku khusus sesuai jenis mata kuliahnya. Proses 
menyalin kembali catatan kuliah ke buku khusus itu harus dilakukan pada  hari itu juga, karena jika ditunda kemungkinan kita lupa memahami makna catatan yang telah kita lakukan, atau catatan kita itu hilang entah 
kemana.

    2. Belajar di Rumah.
Agar seluruh materi perkuliahan dapat dimengerti secara tuntas, maka 
anda harus menyediakan waktu untuk mempelajari kembali seluruh materi 
kuliah yang sudah diberikan oleh para dosen, karena akan sulit bagi kita untuk memahami materi kuliah jika hanya belajar di ruang kelas pada 
waktu tatap muka dengan dosen. Hal ini disebabkan waktu yang tersedia 
untuk belajar di kelas relative lebih singkat, sedangkan materi kuliah 
biasanya sangat banyak sehingga proses belajar di kelas biasanya lebih 
bersifat umum, sedangkan hal-hal yang lebih rinci harus kita baca 
sendiri dari buku wajib yang telah ditetapkan.

Adapun kegiatan  belajar di rumah ini juga termasuk dalam hal
mengerjakan berbagai tugas  yang diwajibkan oleh dosen agar anda dapat
lebih mendalami materi  perkuliahan yang sedang dipelajari.

Agar kegiatan belajar di  rumah dapat mencapai sasaran seperti yang
diharapkan, maka langkah awal  yang perlu kita persiapkan adalah
menyiapkan berbagai keperluan alat  tulis menulis secara lengkap di meja belajar kita, sehingga jika kita  sudah duduk di meja belajar tidak
perlu lagi bergerak kesana-kemari  untuk mencari berbagai alat tulis,
karena semuanya sudah tersedia di  sekitar kita. Selain itu ruangan
belajar kita hendaklah terasa nyaman  dan menyenangkan, tidak terlalu
panas atau terlalu dingin, dengan  sirkulasi udara yang sehat serta
dalam lingkungan yang tenang.

Agar materi kuliah dapat lebih dipahami, maka dari hasil membaca buku 
wajib yang telah ditetapkan itu, kita harus membuat ringkasan atau 
resume. Dalam membuat resume, kita harus menulis kembali pokok-pokok 
pikiran dari buku wajib yang telah kita baca dengan menggunakan redaksi  kalimat yang kita buat sendiri agar lebih mudah dipahami.

    3. Memanfaatkan Perpustakaan.
Pada dasarnya perpustakaan itu hanyalah membantu kita untuk melengkapi 
bahan bacaan yang sudah kita miliki sebelumnya. Oleh karena itu untuk 
berbagai buku wajib yang sudah ditentukan oleh dosen sebaiknya dapat 
kita miliki secara pribadi, jadi untuk buku wajib kita tidak perlu lagi  meminjamnya dari perpustakaan, karena biasanya untuk buku-buku tertentu jumlahnya masih terbatas dan jika ingin meminjam juga dibatasi waktu,  sehingga belum selesai buku itu kita pelajari sudah harus dikembalikan.

Namun jika situasi yang belum memungkinkan untuk anda memiliki buku 
secara pribadi, atau anda masih memerlukan buku pelengkap yang lain, 
maka penggunanaan fasilitas perpustakaan merupakan salah pilihan yang 
tepat bagi para mahasiswa agar bisa mendalami berbagai materi 
perkuliahan/pengetahuan yang sedang dipelajari.

Untuk  mendapatkan buku-buku yang diperlukan maka langkah awal yang
perlu  dilakukan adalah melihat daftar katalog yang biasanya disediakan
di  ruang perpustakaan. Dari daftar catalog ini anda dapat melihat judul buku dan nama pengarangnya yang telah disusun secara alfabetis,
sehingga  anda mudah untuk menemukan buku- buku yang anda perlukan.
Biasanya  buku-buku yang sejenis seperti yang kita perlukan tersebut
jumlahnya  relative banyak, karena pada satu judul buku dikarang dan
diterbitkan  oleh berbagai pihak, sedangkan berdasarakan aturan biasanya jumlah buku  yang dipinjam tidak boleh lebih dari dua buah judul,
sehingga  berdasarakan aturan ini kita harus bisa memilih judul-judul
buku yang  betul-betul sesuai yang kita perlukan.

Untuk menentukan judul  buku yang sesuai dengan yang perlukan itu, maka
kita harus dapat membaca  sepintas terhadap berbagai buku yang ada di
perpustakaan, dan dari  membaca sepintas ini kita dapat menetukan buku
pilihan sesuai yang kita  perlukan. Berbagai  uraian singkat tentang kiat-kiat tersebut di atas
merupakan pedoman  belajar di perguruan tinggi yang berlaku secara umum, namun anda dapat  melengkapinya dengan kiat-kiat lain yang anda rasakan lebih mudah untuk  anda terapkan di lingkungan diri individu anda
masing-masing. Selamat  belajar semoga anda sukses mengapai cita-cita,
amin

organisasi

Bab II
TEORI ORGANISASI KLASIK

Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang
mulai tahun 1800-an, dan dikenal sebagai teori
klasik (classical theory) atau kadan-kadang disebut juga teori tradisional. Gereja Katolik Roma
telah mempergunakan teori klasik hamper dua ribu tahun lamanya. Jadi, konsep-konsep
klasik dan penerapannya berkembang di banyak Negara dan dalam waktu yang sudah
cukup lama. Seperti yang di kenal dalam kerajaan Mesir, Cina dan kekaisaran
Romawi.
Para teoristik klasik menekankan pentingnya “rantai perintah”
dan penggunaan disiplin, aturan dan supervise ketat untuk mengubah
organisasi-organisasi agar beroprasi lebih efisien. Teori klasik memberikan
petunjuk “mekanistik” structural yang kaku, bukan kreativitas.
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori
administrasi; dan manajemen ilmiah. Semuanya di kembangkan sekitar tahun 1900 –
1950 oleh kelompok-kelompok penulis yang bekerja secara terpisah dan tidak
saling berhubungan. Sebagai contoh, Lyndall Urwick, salah satu penulis teori
administrasi.
Teori klasik mendefenisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor
lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
TEORI BIROKRASI
            Teori ini dikemukakan oleh Max Weber
dalam bukunya : The Protestant Ethic and
Spirit of Capitalism. Ia menulis juga buku-buku lain, antara lain adalah The Theory of Social and Econonmic
Organization.
            Kata birokrasi mula-mula berasak dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan
tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut; organisasi
itu legal karena wewenangnya berasal dari seperangkat aturan, prosedur dan
peranan yang di rumuskan secara jelas.
            Weber mengemukakan
karakterisitik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.      Pembagian Kerjayang jelas. Hendaknya sesuai dengan
kemampuan teknisnya
2.      Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik, dimana
ada pemisahan yang jelas antara tingkat-tingkat bawahan dan atasan, agar
koordininasi terjamin.
3.      Program Rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
Seleksi dan promosi bagi personalia organisasi didasarkan atas kecakapan
teknis, dan penididikan latihan serta persyaratan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan pelaksanaan tugas.
4.      System Prosedur bagi penanganan situasi kerja. Perlu
adanya catatan tertulis demi kontinyuitas, keseragaman (uniformitas), dan untuk
maksud-makasud transaksi.
5.      System Aturan yang mencakup hak-hak dan
kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6.      Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”. Ada
pemisahan antara masalah-masalah pribadi dengan persoalan-persoalan resmi
(formal) organisasi.

Jadi birokrasi adalah sebuah model
organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.

TEORI ADMINISTRASI
            Teori administrasi adalah bagian
kedua dari teori organisasi klasik. Seperti teori klasik lainnya, teori
administrasi juga berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar
dikembangkan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, seperti Mooney dan
Reiley Amerika.

Henri Fayol
            Seja 1841 – 1925, seorang
industrialis dari Prancis, pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik
dan administrasi dalam bukunnya yang terkenal General and Industrial Management.
            Fayol menyatakan bahwa semua
kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi 6 kelompok :
1.      Kegiatan-kegiatan
teknikal (produksi, manufacturing, adaptasi).
2.      Kegiatan-kegiatan
komersial (pembelian, penjualan, pertukaran).
3.      Kegiatan
financial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal).
4.      Kegiatan-kegiatan
keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi)
5.      Kegiatan-kegiatan
akutansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi-laba,
statisik)
6.      Kegiatan-kegiatan
manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberi perintah, pengkoordinasian
dan pengawasan)
Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang
menjadi dasar perkembangan teori administrasi. Prinsip-prinsip dari Fayol
tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja(division of work). Dengan adanya
pembagian kerja atau spesialisasi akan meningkatkan produktifitas, karena
seseorang dapat memusatkan diri pada ke
2.      Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility).
Wewenang adalah hak untuk member perintah sesuai dengan kedudukannya.
Dibutuhkan sangsi yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan yang baik maupun yang
tidak (kurang baik).
3.      Displin (discipline). Ini membutuhkan (1)
atasan yang baik di seluruh tingkatan, (2) perjanjian kerja yang sedapat
mungkin dan bijaksana, (3) sanksi (hukuman) yang diterapkan dengan bijaksana.
4.      Kesatuan perintah (unity of command). Untuk mengurangi
kekacauan, kebingungan dan konflik, setiap saat herus menerima
perintah-perintah dari dan bertanggung jawab kepada hanya satu atasan.
5.      Kesatuan pengarahan (unity of direction). Suatu
organisasi efektif akan efektif bila anggota-anggotanya bekerja bersama
berdasarkan tujuan-tujuan yang sama.
6.      Mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general interest).
Kepentingan organisasi harus di jaga sebagai kepentingan tertinggi.
7.      Balas jasa (remuneration of personnel).
Pembayaran uoah/ gaji harus bijaksana, adil, tidak eksploatif dan sedapat
mungkin memuaskan keda belah pihak (perusahaan dan personalia) dan harus ada
penghargaan untuk pekerjaan yang bai. Macam-macam pembayaran bentuk pembayaran
balas jasa dapat didasarkan atas waktu, jabatan, tingkat keahlian, bonus,
pembagian laba, mauoun aspek-aspek bukan keuangan.
8.      Sentralisasi (centralization). Tingkat
keseimbangan ini tergantung pada karakter pribadi manajer, nilai-nilai yang
dipegang manajer, reliabilitas karyawan (bawahan), dan juga kondisi dunia usaha
(bisnis).
9.      Rantai saklar (scalar chain). Hubungan antara
tugas-tugas disusun atas dasar suatu hirarki dari atas ke bawah.
10.  Aturan (order).
Konsepsi Fayol menyatakan bahwa harus ada suatu tempat untuk setiap orang dan
setiap orang harus menduduki tempat yang memang seharusnya menjadi tempatnya.
11.  Keadilan (equity).
Keadilan juga berarti adanya kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12.  Kelanggengan personalia (stability of tenure of personel). Oleh karena itu penting
adanya kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja.
13.  Inisiatif (initiative).
Dalam setipa tugas harus ada kemungkinan untuk menunjukan inisiatif sendiri
dalam menyesaikan dan  mengerjakan
rencana di setiap tingat.
14.  Semangat korps (esprit
de corps). “persatuan adalah kekuatan”. Pelaksanaan operasiorganisasi yang baik perlu adanya kebanggaan, kesetian, dan rasa
memiliki dari para anggotanya.

URWICK DAN GULICK :
MOONEY DAN REILLY
            Selama tahun
1920 an dan 1930 an, sejumlah teoritisi lain terutama yang terlibat dalam
praktek-praktek manajemen dan konsultasi—mengemukakan pandangan-pandangan
mereka atas dasar konsep yang dinyatakan Fayol.
Dua diantaranya, Luther Gullick dan Lyndall Urwick, yang
tercermin didalam dua makalahnya A
Technical Problem dan The Function of
Administration, yang kemudian dimuat didalam buku Pappers on the Science of Administration.
Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memerkenalkan
prinsip-prinsip yag berhubungan dengan pembagian
kerja, koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar
“tujuan, proses, personalia dan tempat” dan penggunaan staf.
Di Amerika Serikat, James D. Mooney dan Allen Reilly dalam
tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry, hanya kalau Weber melihat pembagian kerja sebagai
factor utama dalam organisasi, Mooney dan Reilly menyebut koordinasi sebagai
factor terpenting dalam perencanaan organisasi maupun bangun teori yang mereka
kemukakan. Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan
temukan telah dijalankan, antara lain :
1.      Prinsip
koordinasi. Organisasi-organisasi berjalan bila orang-orang sebagai anggota
mengkombinasikan usaha-usaha mereka untuk sutau tujuan tertentu. Asas dasar
prinsip ini, usaha-usaha tersebut harus dikoordinasikan agar tujuan bersama
tecapai.
2.      Prinsip scalar. Prinsip scalar, kadan-kadang disebut
prinsip hirarkis, berarti bahwa pembagian tugas atau kerja dilakukan atas dasar
derajat wewenang dan hubungan tanggung jawab.
3.      Prinsip fungsional.Istilah fungsionalisme dalam hal ini
berarti pembedaan diantara macam-macam tugas.

MANAJEMEN ILMIAH
Bagian ketiga dari teori klasik adalah manajemen ilmiah (Sciencetific Management). Manajemen ilmiah, yang
dikembangkan mulai sekitar tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor, telah
dipergunakan cukup luas.
F. W. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga juduk
makalah, yaitu shop management. The Pinciples of Scientific Management, dan
Testimony Before the Special House Committee, yang ditukisnya tahun 1900-an.
Ketiga maklah tersebut dirangkum didalam buku yang berjudul Scientific
Management. Sebagai hasilnya dia mengemukakan empat kaidah dasar manejemen yang
harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1.      Menggantikan
metoad-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas
dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2.      Mengadakan
seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karayawan secara ilmiah, agar
memungkinkan para karayawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan
spesialisasinya.
3.      Pengembangan
ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan perkembangan secara ilmiah harus
diintergrasikan. Sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai
tingka tupah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi
menjadi rendah. Disamping itu perlu adanya pembagian kerja dan tanggung jawab
yang seimbang diantara semua karyawan maupun manejer. Hal ini perlu
menghindarkan adanya tugas yang seluruhnya dibebankan pada para karyawan.
4.      Untuk
mencapai manfaat manejmen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para
karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya
menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
Secara ringkas, Taylor telah
mengidintifikasikankarakterisitik-karaktersitik manajemen ilmiah :
Science,
not rule of thumb
Harmony,
not discord
Cooperation,
not individualism.
Maximum
output, in place of rentricted output
The development of each mam to his gratest
efficiency and prosperity
TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI
FORMAL
Teori
organisasi klasik hampir sepenhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Sampai sekarang, hampir setiap buku manajemen selalu diawali dengan penjelasan
tentang para penulis tersebut dan lain-lainnya, yang menjadi pelopor
perkembangan teori organisasi klasik dapatlah diuraikan berikut ini.
Definisi Organisasi Formal
Empat
unsure pokok organisasi formal yang selalu muncuk dalam leteratur-literatur
manejemen adalah :
1.      System kegiatan
yang terkoordinisi, organisasi, dalam kenyataannya, selalu tersiri dari
bagian-bagian dan hubungan-hubungan. Bagian-bagian organisasi merupakan
kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan dan saling berhubungan.
2.      Kelompok orang.
Dibutuhkan adanya sekelompok orang yang melakasanakan kegiatan-kegiatan
organisasi.
3.      Kerja sama unut
mencapai tujuan. Organisasi tersusun atas dasar hubungan atasan dan bawahan.
Sehingga kekuasaan adalah suatu unsur organisasi formal yang harus ada.
Kepemimpinan mencerminkan kualitas orang yang tepat dalam usaha kerja sama
untuk mecapai tujuan.
Organisasi
formal adalah system kegiatanyang terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja bersama untuk mecapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Dasar-dasar organisasi menurut teori
klasik.
Menurut
pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu organisasi atau
koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan
kegiatan” (unity of action) itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut
adalah sebagai berikut :
1.      Kekuasaan – bisa
demokratis atau otokratis – hal ini bisa disebut sebagai sumber
pengorganisasian tertinggi. Sebagai contoh, dewan direktur dalam perusahaan,
para staf komandan dalam militer, para anggota senat di universitas dan
sebagainya.
2.      Salin melayani –yang merupakan legimitasi sosial pada
organisasi. Jadi organisasi timbul karena masyarakat merasakan manfaat positif
dari adanya organisasi tersebut.
3.      Doktrin –dalam arti yang sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi. Oleh
karena itu, kebijaksanaan, prosedur, peranan.
4.      Disiplin –diartikan sebagai perilaku yang ditentukan oleh pemerintah atau pengendalian
diri. Displin dapat diturunkan dari hal yang negative, yaiut paksaan, atau
positif, yaitu dari kesadaran tanggung jawab individu terhadap tujuan
organisasi.
Tiang dasar teori organisasi formal
1.      Pembagian kerja : tanpa ragu-ragu parah ahli teori organisasi
klasik menyebut pembagian kerja sebagai tiang dasar yang paling penting
diantara empat tiang dasar teori organisasi klasik. Pembagian kerja  (spesialisasi) seperti disebut bagianbagian
sebelumnya, merupakan alasan utama untuk koordinasi. Pertimbangan adanya
pembagian kerja adalah bahwa dengan mengembangakan pekerjaan-pekerjaan teknis
organisasi akan dicapai perbaikan hasil kerja, Pertumbuhan organiasasi yang
ditunjukan diatas adalah suatu cara klasik tentang bagaimana suatu perusahaan
dapat mengembangkan spesialisasi fungsi-fungsinya. Pendekatan untuk pembagian
kerja dalam teori organisasi klasik ini sering juga disebut departementasi, atau evolusi dan
devolusi fungsional.
2.      Proses scalar dan fungsional: proses ini adalah proses pertumbuhan
vertical dan horizontal organisasi. Proses scalar adalah mengenai perkembangan
rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur
organisasi. Proses ini ditunjukkan oleh gambar 2-2 berikut ini. Tahap I “A”
dianggap mempunyai tanggung jawab khusus pekerjaan 1, 2, 3, 4 dan 5. Pada tahap
II


“A” mendelagasikan tanggung jawab pekerjaan 1 dan 2 kepada
“B”, dan tanggung jawab pekerjaan 3, 4, dan 5 kepada “C”. kemudian tahap III
“C” mendelegasikan tanggung jawab pekerjaan 5 kepada “D”. kotak hitam
menunjukkan wewenang  dan tanggung jawab
terakhir yang tidak dapat didelegasikan. Jadi, pada tahap II dan III “A” tidak
mempunyai lagi tanggung jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan khusus, tetapi dia masih harus mempertanggungjawabkan semuanya
kepada kekuasaan yang lebih tinggi yang memberikan tugas tersebut.
Proses fungsionaladalah cara organisasi untuk berkembang horizontal. Dinamika proses
fungsional adalah pembagian kerja.
Pada tahap I. “A” adalah pengawas “B” yang bertanggung kawab
terhadap pekerjaan 1, 2, 3 dan 4. Dibawah kekuasaan “A” pada tahap II, tiga
pekerjaan “B” dibagi kedalam fungsi yang terpisah kepada “C”, “D” dan “E”
dengan tingkat yang sama.
3.      Struktur: struktur adalah hubungan antara
berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan didalam suatu organisasi. Tujuan
struktur ialah menyediakan/ memberi wadah pada fungsi-fungsi organisasi, agar
tujuan organisasi tercapai dengan efektif.
Teori organisasi klasik menyatakan
bahwa organisasi mempunyai dua struktur dasar : lini dan staf. Organisasi lini
adalah berkaitan dengan rantai perintah utama yang dikembangakan langsung dari
fungsi-fungsi organisasi – produksi keuangan – dan distribusi barang atau jasa
(fungsi operasional). Organisasi staf berlaku sebagai penasihat dan berfunsi
sebagai penyedia fasilitas untuk lini.
4.      Rentang kendali (span of control). Konsep rentang kendali berhubungan
dengan berapa banyak seorang atasan dapat “mengendalikan” bawahan secara
efektif
Karena tidaklah mungkin seorang manejer melaksanakan banyak
funsi dan mencurahkan dirinya secara sama bagi tiap-tiap fungsi. Maka perlu
pembagian kerja dan rentang kendali yang efektif.

BAB III
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Seperti terkandung dalam namanya,
teori klasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah,
menambah dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Anggapan dasar teori
neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan
sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Atas dasar anggapan
ini teori neoklasik mendefenisikan suatu
irganisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.
PERKEMBANGAN TEORI
NEOKLASIK
Sejak diperkenalkannya ilmu
pengetahuan tentang perilaku manusia. Dengan ilmu pengetahuan tersebut penganut
teori hubungan manusiawai menunjukkan bagaimana tiang dasar konsepsi klasik
sangat ditentukan oleh kegiatan manusia. Perkembangan teori neoklasik dimulai
deangan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta
tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga didalam buku-buku
tentang hubungan manusiawi seperti Gardner dan Moore. Human Relation Industry dan sebgainya.
Hugo Munsterberg
Hugo Munsterberg menulis bukunya yang
paling menonjol, Pyschology and
Industrial Effeciency, pada tahun 1913. Dia mengembangakan metoda-metoda
tes psikologis ilmiah untuk mencari karakterisiti phisik dan mental individu
yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan, Munsterberg mengingatkan adanya
pengaruh factor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi
Percobaan-percobaan
Hawthorne
Walaupun teori neoklasik muncul
sebelumnya, tetapi percobaan-percobaan Hawthorne ini niscaya merupakan
kristalisasi teori neoklasik. Percobaan-percobaan dan hasilnya dilaporkan
secara terperinci oleh F.J. Roethlisberger, asisten riset Elton Mayo dan
William J. Dickson dan Western Electric.
Peranan Elton Mayo yang
memperkenalkan pemikiran pentingnya factor manusia dalam organisasi tersebut
sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan teori neoklasik. Ketertarikannya
pada factor manusia dalam organisasi tercermin dalam kedua bukunya, yaitu The Human Problems of Industrial
Civilization dan The Social Problems
of an Industrial Civilization. Percobaan ini terus dilakukan untuk
menemukan factor “misterius” yang mempengaruhi kenaikan produktivitas kerja.
Penemuan Hawthorne pertama ini menunjukkan bahwa ada variabel-variabel lain di
samping kondisi-kondisi kerja phisik yang mungkin mempengaruhi perilaku karyawan
dan tingkat keluaran.
Percobaan kedua dimulai pada bulan
april tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri
dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik. Para pelaksana riset
memisahkan keenam gadis itu dari para pekerja lainnya, mereka dipekerjakan
disuatu ruangan khusus (Ruangan Uji Perakit Berantai). Setelah periode beberapa
tahun percobaan dilanjutkan dengan perubahan-perubahan tersebut, ternyata
produktivitas tetap naik. Noral pekerja yang tinggi akan menaikkan
produktivitas, kemudian timbul pertanyaan bagaimana cara untuk meningkatkan
moral pekerja. Moral meningkat atau tidak tergantung seberapa besar perhatian
yang bersifat pribadi, individual dan simpati diberikan kepada karyawan plus
struktur sosial kelompok kerja. Bahkan factor-faktor sederhana, seperti siapa
yang duduk dekat seseorang karyawan, merupakan hal penting dalam organisasi.
Bulan November tahun 1931 percobaan
terakhir dimulai. Tujuan obsevasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana
norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh
kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.
Studi Hawthrone memperkenalkan
gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen-segmen
teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Akhirnya percobaan-percobaan
Hawthrone menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi.

KRITIK DAN “USUL”
PERUBAHAN NEOKLASIK PADA TIAN DASAR TEORI ORGANISASI FORMAL.
Kritik dan perubahan-perubahan yang
“diusulkan” oleh teori organisasi klasik dapat diuraikan berikut ini.
Pembagian Kerja
(Divison of Labor)
Sejak pembagian kerja dilakukan,
timbul masalah yang disebut anomie.
Anomie adalah situasi dimana pedoman kerja tidak ada (“lack of rule”) dan
disiplin diri menjadi berkurang (“lack of self-discipline). Disamping itu orang
menjadi bingung, takut bertanya dan merasa dirinya diabaikan (“alones among
many”). Ini mengakibatkan timbulnya gejala depersonalisasi dan dysfunction, sehingga orang
tidak lagi kooperatif.
Oleh karena itu teori neoklasik
mengemukan perlunya :
1.      Pastisipasi
atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan, agar merasa
“terlibat” dengan pekerjaannya dan berkepentingan dalam perusahaan.
2.      Perluasan
kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi, agar orang
menjadi tidak terlalu spesialis tetapi dapat memperluas kemampuan dan keahlian
dalam bidang lain.
3.      Management
bottom-up yang member kesempatan kepada “para junior” untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan manejemen puncak. Teknik ini memperkenankan para
junior untuk melihat perusahaan dari pandangan manajer puncak dan bertindak
bukan sebagai spesialis satu kegiatan.
Proses-proses Skalar
dan Fungsional
Asumsi yang dipergunakan teori klasik
mengenai proses pendelegasian adalah bahwa kapasitas (kemampuan) individu sama dengan wewenang (memerintah dan menugaskan) fungsinya.
Kasus 1. Kapasitas lebih besar
daripada wewenang.
Pemecahan yang jelas adalah mempromosikan atau memindahkan pada fungsi yang
lebih sepadan dengan kemampuannya.
Kasus 2. Kapasitas lebih kecil
daripada wewenang.
Ada beberapa alternative dalam memecahkan kasus ini, termasuk demosi atau
pemecatan dalam keadaan ekstrim. Dapat juga dilakukan meningkatkan kapasitas
individu melalui pendidikan dan pelatihan (training).
Parah ahli klasik memperkenalkan hal
ini sebagai program rasional administrasi personalia. Menurut neoklasik proses
skalar dan fungsional ini secara teoritisadalah benar, tetapi cenderung
memburuk didalam prakteknya.
Struktur Organisasi
Teori neoklasik menyatakan bahwa
struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions), ini
terjadi terutama antara orang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah :
1.      Perbedaan
tugas antara orang lini dan staf; orang lini lebih teknis dan generalis, sedang
staf spesialis.
2.      Perbedaan
umur dan pendidikan; orang lini biasanya sudah cukup umur dan berpengalaman,
orang staf masih lebih mudah tetapi lebih berpendidikan.
3.      Perbedaan
sikap; dimana staf harus membuktikan eksistensi mereka, dan staf merasa selalu
dibawah perintah orang lini; di lain pihak orang lini selalu curiga bahwa orang
staf ingin memperluas kekuasaannya.
Untuk menghapus konflik structural tersebut,
neoklasik memberikan usulan rumusan yang akan membuat struktur menjadi
harmonis, yaitu partisipasi, manajemen bottom-up, panitia bersama, penghargaan
akan martabat manusia, dewan direktur junior diberi kesempatan dan komunikasi
yang kebih baik.
Rentang Kendali
Neoklasik menayatakan bahwa rentang
kendali atau rasio atasan-bawahan adalah tidak selalu 1 : 8 dan sebagainya.
Neoklasik menjawab pertanyaan mana yang lebih baik antara struktur tall dan
flat, dengan jawaban bahwa hal itu adalah situasional. Karena perbedaan
individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain,
maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.
PANDANGAN NEOKLASIK
TERHADAP ORGANISASI INFORMAL
Titik tekanan teori neoklasik adalah
pada dua elemen pokok dalam organisasi, yaitu perilaku individu dan kelompok
pekerja. Organisasi terdiri dari orang-orang yang bergabung menjadi suatu
kelompok dalam kerjanya. Organisasi informal berarti kelompok-kelompok alamiah
yang berbentuk sebagai hasil interaksi diantara para karyawan dalam situasi
kerja mereka.
Factor-faktor yang  dapat menentukan munculnya organisasi
informal, antara lain : (1) Lokasi :
untuk membentuk suatu kelompok, orang harus mempunyai kontak tatap muka
(face-to-face) yang ajeg. (2) Jenis pekerjaan : ini merupakan factor kunci yang menentukan munculnya dan komposisi organisasi
informal. (3) Minat (interest) :
walaupun orang-orang mungkin ada pada lokasi yang sama, melaksanakan kerja yang
sejenis, perbedaan minat diantara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa
organisasi informal yang kecil, di samping suatu yang besar. (4) Masalah-masalah khusus : dalam hal
ini, orang-orang tidak mempunyai minat, pekerjaan dan lokasi yang sama
bergabung bersama untuk kepentingan khusus.

BAB IV
TEORI ORGANISASI MODERN
Teori organisasi modern melihat semua
unsur organisasi sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang
stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus – bila ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya – menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungannya.
DASAR PEMIKIRAN TEORI
ORGANISASI MODERN
Teori modern dalam banyak hal yang mendasar berbeda dengan
teori klasik. Pertama, teori klasik memusatkan pandangannya oada analisa dan
deskripsi orgnaisasi. Teori modern , dengan tekanan pada perpaduan (synthesis)
dan perancangan (design), menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang
menyeluruh.
Kedua, ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep
koordinasi, scalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori,
mengubah teori kasik denga menekankan pentingnya aspek perilaku masnuisa dalam
organisasi. Disini dikemukakan pentingnya perencanaan, komunikasi, motivasi,
dan integrasi demi kesuksesannya operasi tujuan-tujuan organisasi.
Teori modern menyebtukan bahwa kerja suatu organisasi adalah
sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan
probabilistic. Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas tiga unsur : (1)
unsure struktur yang bersifat makro, (2) unsur proses yang juga bersifat makro,
(3) unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat makro.
Dengan analisa system, teori organisasi modern mencoba untuk
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saling berhubungan, di mana hal
ini kurang ditekankan pada dua teori organisasi lainnya. Pertanyaan-pertanyaan
kunci tersebut diantaranya : (1) apa yang merupakan bagian-bagian strategis
system? (2) apa yang menyebabkan mereka saling bergantung? (3) proses-proses
inti apa dalam system yang menghubungkan bagian-bagian secara bersama, dan
memberikan penyesuaian satu dengan yang lain? (4) tujuan apa yang hendak
dicapai melalui system?
Teori System Umum
            Tujuan teori system umum adalah
penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan
elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.
            Ada beberapa
tingkatan system yang harus diintergrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan
klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1.      Struktur
static – yang merupakan tingkat rangka dasar, anatomi suatu system.
2.      System
dinamil sederhana – tingkat mesin jam, dengan gerak-gerak tertentu.
3.      System
sibernetik – tingkat thermostat, system bekerja untuk menjaga keseimbangan
melalui proses pengendalian diri.
4.      System
terbuka – tingkat pemeliharaan diri yang berkembang dan meliputi organism yang
hidup.
5.      System
genetika sosial – tingkat mobilitas yang ditunjukkan dengan adanya perilaku
yang diarahkan pada tujuan.
6.      System
hewani – tingkat mobilitas yang ditunjukkan dengan adanya perilaku yang
diarahkan pada tujuan.
7.      System
manusiawi – tingkat dengan symbol komunikasi dan interpretasi.
8.      System
sosial – tingkat organisasi manusia.
9.      System
transedental – tingkat terakhir dan absolute, merupakan struktur yang
sistematik tetapi tidak dapat diketahui hakekatnya.
Teori system umum membicarakan setiap
tingkatan system, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama
pada tingkat organisasi manusia. Secara ringkas, kedua teori ini, teori
organisasi modern dan teori system umum, mempelajari :
1.      Bagian-bagian
(individu-individu) dalam keseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di
luar system
2.      Interaksi
individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam system.
3.      Interaksi
di antara individu-individu dalam system
4.      Masalah-masalah
pertumbuhan dan stabilitas system.

Teori Organisasi Dalam Suatu Kerangka
Sistem
Barangkali yang
paling berguna dalam mempelajari system organisasi adalah usaha untuk memandang
organisasi sabagai suatu keseluruhan.

Teori organisasi modern adalah multidipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya
dikembangkan dari banyak bidang studi., seperti sosiologi, teori administrasi,
ekonomi, psikologi, ekologi, eperations research, dan banyak bidang-bidang
lainnya.

Bagian dasar pertama system adalah individu. Unsur utama kepribadian individu
adalah motif dan sikap yang dipengaruhi oleh harapannya untuk memperoleh
kepuasan melalui partisipasinya dalam organisasi.

PENDEKATAN-PENDEKATAN
MANAJEMEN
            Perkembangan
teori organisasi yang telah kita bahas dimuka, memberikan dasar munculnya
berbagai pendekatan manajemen yang berbeda-beda. Pemahaman akan teori-teori
organisasi tersebut memungkinkan kita dapat secara lebih baik mempelajari
bidang manajemen dan perilaku bidang manajemen dan perilaku
organisasional.pendekatan-pendekatan manajemen itu adalah,
pendekatan-pendekatan proses, perilaku, kuantitatif, system dan cintengency
(situasional).